Translate

Sabtu, 13 Oktober 2012

❤ 4 Lilin Kehidupan ❤


Malam itu udara dingin sekali, angin bertiup sepoi-sepoi, sunyi..., sepi sekali, ada setitik cahaya yang terlihat dari sebuah rumah.
Dari sudut ruangan rumah itu menyala..., ada empat buah lilin yang menyala yang menyinari di kegelapan malam, namun sedikit demi sedikit lilin itu akan habis meleleh dan padam.

Suasana begitu sunyi , senyap, sepi, hanya suara serangga malam terdengar, lalu tiba-tiba, terdengarlah percakapan lilin yang satu dengan yang lainnya, mereka masing-masing mengutarakan curahan hati dan perasaannya.



Lilin yang pertama berkata: “Aku adalah kedamaian ” namun aku sedih, manusia tak mampu menjagaku: menjaga kedamaian, timbul peperangan, timbul permusuhan yang menyelimuti hati mereka, kebijaksaaan ( Panna ) yang seharusnya tertanam dan di siraminya dengan perbuatan bajik, saling pengertian antar sesama, seakan sudah diabaikan, kadang perbuatan salah di anggap benar, jadi untuk apa lagi aku ada , maka lebih baik aku memadamkan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Lalu lilin yang kedua berkata: “Aku adalah Keyakinan .” akupun sepertinya tak berguna lagi.” kadang banyak yang sudah tidak mau mengenal ku, dimana banyak yang lupa kepada ku, kadang waktu untuk religi di abaikan dengan luapan kesenangan duniawi saja tanpa menyadari bahwa itu semuanya adalah anicca yang akan lapuk oleh waktu dan keadaan, tak mau menyimpan perbuatan baik yang sebenarnya akan membawa mereka kebahagiaan ini dan di kehidupan berikutnya, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta Kasih.” aku pun tak mampu lagi untuk tetap menyala.” Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya, saling bermusuhan, dendam, mengerutu dan sesal kepada sesama, cinta kasih tak menyinari hatinya, tanpa menunggu waktu lama, maka padamlah lilin ketiga.

Tanpa terduga saat itu,

Seorang anak kecil saat itu melewati ruangan yang gelap itu , dan melihat ketiga lilin telah padam dan tak lagi menyinari ruangan itu lagi. Karena takut akan kegelapan, anak kecil itu berkata: “Ehmmm.... apa yang terjadi???, Wahai lilin ku, kalian harus tetap menyala, harus tetap menyala....!, temani aku dalam kegelapan ini , aku takut akan kegelapan!” tolonglah aku...!

Anak kecil tersebut semakin takut akan kegelapan , lalu ia menangis tersendu-sendu.

Maka dengan terharu Lilin keempat berkata kepada anak kecil itu ,

Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, aku akan tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

“Akulah adalah Harapan.”

Janganlah kau menangis lagi wahai teman ku, selama ada harapan di hati mu dan keinginan (Cetana ) tuk mau memperbaiki dari kesalahan, melakukan perbuatan kebajikan dengan sepenuh hati, memancarkan cinta kasih mu, berbagi dan berdana untuk sesama dan para samana, maka hati mu akan terang kembali dan tak akan padam , lakukanlah dengan keyakinan mu sahabat , lakukanlah dengan dhamma di hati mu maka kekotoran bathin akan sedikit demi sedikit tanggal dalam bathin mu dan itu akan membawa kebahagian untuk mu saat ini dan nanti.

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil lilin harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah harapan yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali kedamaian, keyakinan dan cinta kasih kita kepada diri kita sendiri dan semua makhluk, dengan Harapan kita itu...., semoga kita menjadi orang yang tak akan pernah putus dengan harapan, dengan harapan kita bisa bangkit, bangkit tuk memerenangi kilesa dalam bathin kita..semoga.. :) :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar